MITOS tentang HANTU GENTAYANGAN...
menurut aqidah Islam yang benar.....
Ada orang yang mempercayai adanya hantu, ada pula yang tidak percaya. Sebagian besar orang awam beranggapan bahwa hantu memang ada, namun dalam pemahaman yang salah.
Hantu dan tragedi horor faktanya memang ada karena ada alam lain selain alam nyata ini, yaitu alam ghaib. Di alam ghaib ada beberapa jenis penghuni, salah satunya adalah jin. Ada jin baik dan jin jahat. Jin jahat bekerja sebagai pengganggu manusia sehingga manusia dibuat terkejut lalu ketakutan, mereka membuat hal-hal aneh dan menakutkan, diantaranya adalah tragedi horor.
Dari sekian banyak jenis hantu, hantu yang sepertinya paling ditakuti masyarakat adalah hantu orang mati. Sebagian orang awam beranggapan bahwa hantu adalah jelmaan roh orang mati, khususnya orang mati yang teraniaya atau kecelakaan. Fakta tentang hantu adalah jelmaan orang mati tidak bisa dibenarkan.
Menurut ajaran Islam, roh-roh orang mati itu disimpan disuatu tempat. Roh orang Mu’min disimpan di suatu tempat bernama "Illiyyin", sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Muthaffifin ayat 18 yang artinya: ”Sesungguhnya kitab orang-orang berbakti itu (tersimpan) dalam ada di Illiyin”. Adapun roh orang kafir berada di tempat bernama "Sijjin" , sebagaimana yang tercantum dalam Surat Al-Muthaffifin ayat 7 yang artinya: ”dan sesungguhnya kitab orang-orang durhaka itu (tersimpan) dalam Sijjin”.
Roh orang mati dijaga di tempatnya sampai hari kiamat, tidak ada istilah gentayangan atau jelma-menjelma. Islam tidak menolak eksistensi makhluk halus, malah perkara ghaib seperti keberadaan makhluk halus wajib dipercayai karena Rukun Iman itu sendiri terdiri dari perkara-perkara ghaib yang wajib diimani.
Mengatakan makhluk halus tidak ada berarti melakukan satu iktikad yang merusakkan akidah. Makhluk seperti Malaikat dan Jin disebut dengan jelas dalam Al-Qur’an. Perbuatan sihir juga disebut dengan jelas oleh Allah dalam Al-Qur’an dan ia memang mampu dilakukan oleh mereka yang memiliki ilmu dan kemampuan lebih. Menolak eksistensi mereka berarti menolak ayat-ayat Allah dalam Al-Qur’an. Menolak ayat Al-Qur’an berarti kita beriktikad bahwa kandungan Al-Qur’an itu tidak betul. Dengan iktikad ini, kita mencampakkan diri kita dalam perbuatan tidak beriman kepada Allah.
Dalam perkara Mitos ini, ada hadist dari Abu Hurairah r.a. katanya : “Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidak ada mitos penyakit menular, Tidak ada mitos yang tabu di bulan Safar, dan tidak ada mitos hantu mayat gentayangan.” Maka bertanya seorang Badewi (Arab Dusun), “Ya Rasulullah! Bagaimana seandainya ada sekelompok unta yang sehat dipadang pasir, kemudian didatangi seekor unta yang berpenyakit kudis, kemudian unta yang sehat itu, tertular kudis pula semuanya?” jawab Rasulullah., “Siapakah penular yang pertama-tamanya?” (Hadis Riwayat Imam Muslim). Dari Abu Hurairah r.a. katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidak ada mitos penularan, tidak ada mitos mayat gentayangan yang menjadi hantu kuburan, tidak ada mitos binatang tertentu muncul yang menyebabkan hujan, dan tidak ada mitos tabu di bulan Safar” (Hadis Riwayat Imam Muslim).
Dari Jabir r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidak ada mitos penularan, tidak ada mitos pengaruh atau tanda bahaya suara burung, dan tidak ada mitos hantu.” (Hadis Riwayat Imam Muslim).
Hadis di atas jelas menunjukkan Rasulullah s.a.w. sedang memberikan penjelasan mengenai beberapa perkara tahyul (mitos) dan khurafat yang menjadi kepercayaan Arab Jahilliah pada masa dulu. Pertama yang dijelaskan oleh Rasulullah s.a.w. ialah, tidak semua penyakit itu bisa menular. Jika ada penyakit mewabah (menular), terdapat satu hadis dari Rasulullah s.a.w. berkenaan dengan perlunya "KARANTINA" yang harus dipatuhi penduduk setempat dan larangan masuk bagi penduduk luar ke tempat tersebut. Rasulullah s.a.w. juga memberikan penjelasan terhadap kepercayaan keliru yang diperbincangkan oleh golongan Arab Jahiliah pada masa dulu seperti mitos siulan burung-burung tertentu yang dikatakan mereka sebagai alamat atau pertanda kejadian tidak baik bakal berlaku. Rasulullah s.a.w. mendidik mereka dengan hadis ini yang mengatakan semua perkara tersebut adalah tidak benar dan keliru. Begitu juga dengan kepercayaan Arab Jahiliah zaman dulu yang mengatakan bahwa mayat seseorang itu bisa kembali hidup dan menjadi hantu yang bergentayangan di kawasan perkuburan. Dengan ini jelas sekali dari Hadis baginda Rasulullah s.a.w. bahwa apa yang dikatakan hantu itu tidak ada sama sekali. Ini karena kebanyakan dari mitos yang menyatakan asal usul hantu dengan berbagai nama ini adalah keliruan amalan jahiliah dan animisme belaka.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa mitos hantu orang mati itu bukanlah jelmaan roh orang yang mati dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan orang yang sudah mati. Semua itu hanyalah ulah setan dan jin yang bandel. Sebagai manusia yang beriman dan berakal, kita harus jeli terhadap asumsi dan prediksi alam ghaib itu, agar kita tidak terkecoh oleh tipuan mereka.
Lalu Bagaimana Penjelasan tentang acara misteri tentang ada orang kecelakaan di suatu tempat lalu ada sesosok hantu dengan ciri2 orang yang mati disitu?, Menurut pandangan Islam, sebenarnya alasan kenapa hantu itu atau yang kerasukan itu bisa tahu tentang yang terjadi kepada orang yang kecelakaan itu, karena setan atau jin itu memang ada serta menyaksikan pada saat kejadian tersebut, oleh karena itu sangat jelas dia mengetahui kejadian tersebut. Dan dengan bermodalkan semua itu jin atau setan mulai menjerumuskan manusia dengan cara "menyamar" menjadi orang yang mengalami kecelakaan tersebut, dan mulai menggoyahkan iman manusia agar menyeleweng dari ajaran agama islam. Diantaranya, dengan memuja-muja barang-barang atau benda yang dianggap keramat, dsb.
menurut aqidah Islam yang benar.....
Ada orang yang mempercayai adanya hantu, ada pula yang tidak percaya. Sebagian besar orang awam beranggapan bahwa hantu memang ada, namun dalam pemahaman yang salah.
Hantu dan tragedi horor faktanya memang ada karena ada alam lain selain alam nyata ini, yaitu alam ghaib. Di alam ghaib ada beberapa jenis penghuni, salah satunya adalah jin. Ada jin baik dan jin jahat. Jin jahat bekerja sebagai pengganggu manusia sehingga manusia dibuat terkejut lalu ketakutan, mereka membuat hal-hal aneh dan menakutkan, diantaranya adalah tragedi horor.
Dari sekian banyak jenis hantu, hantu yang sepertinya paling ditakuti masyarakat adalah hantu orang mati. Sebagian orang awam beranggapan bahwa hantu adalah jelmaan roh orang mati, khususnya orang mati yang teraniaya atau kecelakaan. Fakta tentang hantu adalah jelmaan orang mati tidak bisa dibenarkan.
Menurut ajaran Islam, roh-roh orang mati itu disimpan disuatu tempat. Roh orang Mu’min disimpan di suatu tempat bernama "Illiyyin", sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Muthaffifin ayat 18 yang artinya: ”Sesungguhnya kitab orang-orang berbakti itu (tersimpan) dalam ada di Illiyin”. Adapun roh orang kafir berada di tempat bernama "Sijjin" , sebagaimana yang tercantum dalam Surat Al-Muthaffifin ayat 7 yang artinya: ”dan sesungguhnya kitab orang-orang durhaka itu (tersimpan) dalam Sijjin”.
Roh orang mati dijaga di tempatnya sampai hari kiamat, tidak ada istilah gentayangan atau jelma-menjelma. Islam tidak menolak eksistensi makhluk halus, malah perkara ghaib seperti keberadaan makhluk halus wajib dipercayai karena Rukun Iman itu sendiri terdiri dari perkara-perkara ghaib yang wajib diimani.
Mengatakan makhluk halus tidak ada berarti melakukan satu iktikad yang merusakkan akidah. Makhluk seperti Malaikat dan Jin disebut dengan jelas dalam Al-Qur’an. Perbuatan sihir juga disebut dengan jelas oleh Allah dalam Al-Qur’an dan ia memang mampu dilakukan oleh mereka yang memiliki ilmu dan kemampuan lebih. Menolak eksistensi mereka berarti menolak ayat-ayat Allah dalam Al-Qur’an. Menolak ayat Al-Qur’an berarti kita beriktikad bahwa kandungan Al-Qur’an itu tidak betul. Dengan iktikad ini, kita mencampakkan diri kita dalam perbuatan tidak beriman kepada Allah.
Dalam perkara Mitos ini, ada hadist dari Abu Hurairah r.a. katanya : “Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidak ada mitos penyakit menular, Tidak ada mitos yang tabu di bulan Safar, dan tidak ada mitos hantu mayat gentayangan.” Maka bertanya seorang Badewi (Arab Dusun), “Ya Rasulullah! Bagaimana seandainya ada sekelompok unta yang sehat dipadang pasir, kemudian didatangi seekor unta yang berpenyakit kudis, kemudian unta yang sehat itu, tertular kudis pula semuanya?” jawab Rasulullah., “Siapakah penular yang pertama-tamanya?” (Hadis Riwayat Imam Muslim). Dari Abu Hurairah r.a. katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidak ada mitos penularan, tidak ada mitos mayat gentayangan yang menjadi hantu kuburan, tidak ada mitos binatang tertentu muncul yang menyebabkan hujan, dan tidak ada mitos tabu di bulan Safar” (Hadis Riwayat Imam Muslim).
Dari Jabir r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidak ada mitos penularan, tidak ada mitos pengaruh atau tanda bahaya suara burung, dan tidak ada mitos hantu.” (Hadis Riwayat Imam Muslim).
Hadis di atas jelas menunjukkan Rasulullah s.a.w. sedang memberikan penjelasan mengenai beberapa perkara tahyul (mitos) dan khurafat yang menjadi kepercayaan Arab Jahilliah pada masa dulu. Pertama yang dijelaskan oleh Rasulullah s.a.w. ialah, tidak semua penyakit itu bisa menular. Jika ada penyakit mewabah (menular), terdapat satu hadis dari Rasulullah s.a.w. berkenaan dengan perlunya "KARANTINA" yang harus dipatuhi penduduk setempat dan larangan masuk bagi penduduk luar ke tempat tersebut. Rasulullah s.a.w. juga memberikan penjelasan terhadap kepercayaan keliru yang diperbincangkan oleh golongan Arab Jahiliah pada masa dulu seperti mitos siulan burung-burung tertentu yang dikatakan mereka sebagai alamat atau pertanda kejadian tidak baik bakal berlaku. Rasulullah s.a.w. mendidik mereka dengan hadis ini yang mengatakan semua perkara tersebut adalah tidak benar dan keliru. Begitu juga dengan kepercayaan Arab Jahiliah zaman dulu yang mengatakan bahwa mayat seseorang itu bisa kembali hidup dan menjadi hantu yang bergentayangan di kawasan perkuburan. Dengan ini jelas sekali dari Hadis baginda Rasulullah s.a.w. bahwa apa yang dikatakan hantu itu tidak ada sama sekali. Ini karena kebanyakan dari mitos yang menyatakan asal usul hantu dengan berbagai nama ini adalah keliruan amalan jahiliah dan animisme belaka.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa mitos hantu orang mati itu bukanlah jelmaan roh orang yang mati dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan orang yang sudah mati. Semua itu hanyalah ulah setan dan jin yang bandel. Sebagai manusia yang beriman dan berakal, kita harus jeli terhadap asumsi dan prediksi alam ghaib itu, agar kita tidak terkecoh oleh tipuan mereka.
Lalu Bagaimana Penjelasan tentang acara misteri tentang ada orang kecelakaan di suatu tempat lalu ada sesosok hantu dengan ciri2 orang yang mati disitu?, Menurut pandangan Islam, sebenarnya alasan kenapa hantu itu atau yang kerasukan itu bisa tahu tentang yang terjadi kepada orang yang kecelakaan itu, karena setan atau jin itu memang ada serta menyaksikan pada saat kejadian tersebut, oleh karena itu sangat jelas dia mengetahui kejadian tersebut. Dan dengan bermodalkan semua itu jin atau setan mulai menjerumuskan manusia dengan cara "menyamar" menjadi orang yang mengalami kecelakaan tersebut, dan mulai menggoyahkan iman manusia agar menyeleweng dari ajaran agama islam. Diantaranya, dengan memuja-muja barang-barang atau benda yang dianggap keramat, dsb.
0 komentar:
Posting Komentar